MATARAM – Kepemimpinan H Mohan Roliskana mendapat apresiasi tinggi dari Anggota DPR RI asal NTB H Rachmat Hidayat. Sepuluh bulan resmi memimpin Kota Mataram, Mohan telah menunjukkan betapa dirinya benar-benar adalah pemimpin rakyat sejati.
Mohan Roliskana mengucap sumpah jabatan sebagai Wali Kota Mataram bersama Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahman pada 26 Februari 2021. Tak butuh lama, Rachmat haqqulyakin, kepemimpinan Mohan bakal benar-benar mengubah wajah Kota Mataram.
Tanda-tanda tersebut kata Rachmat telah muncul sedari awal, terutama dari bagaimana Mohan Roliskana meletakkan dasar tata kelola birokrasi lingkup Pemerintah Kota Mataram. Bagi Rachmat, Wali Kota Mataram bak me-restart ulang tata kelola birokrasi tersebut, sehingga kini, wajah birokrasi Kota Mataram benar-benar menunjukkan birokrasi yang sesungguhnya, yakni birokrasi yang bersih dan melayani.
“Pak Wali benar-benar menempatkan para pejabat sesuai dengan kompetensinya. The right man on the right place,” ucap Anggota Komisi VIII DPR RI ini.
Jika para kepala daerah acap memulai memimpin dengan menempatkan jajaran birokrasi berdasarkan dendam-dendam politik, Mohan kata Rachmat sangat jauh dari hal tersebut. Rachmat yakin sepenuhnya, bahwa Mohan tahu bahwa dalam perhelatan Pilkada serentak Desember 2020, sejumlah birokrat Kota Mataram juga memiliki preferensi dukungan pada kandidat tertentu. Namun, alih-alih menepikan mereka, sebaliknya, Wali Kota Mataram kelahiran 16 November 1972 tersebut justru menempatkan mereka pada jabatan terbaik, berkat kompetensi yang dimilikinya.
“Pak Wali benar-benar telah menempatkan dirinya sebagai pemimpin bagi semua warga Kota Mataram,” imbuh Rachmat.
Terlihat betul kata Rachmat, tak ada istilah tim sukses yang lebih diperhatikan sementara yang lain ditepikan dalam pengelolaan pemerintahan. Sebaliknya, semua masyarakat mendapat perhatian. Sehingga Rachmat yakin, mereka yang hendak cari-cari muka, tak akan mendapat tempat.
Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini menjelaskan, dalam mutasi pejabat lingkup Kota Mataram, kini pun nada-nada sumbang dan suara miring tak lagi terdengar seperti periode-periode sebelumnya. Rachmat pun tahu persis, tak ada setoran-setoran di balik penempatan posisi para pejabat. Hal yang menegaskan, betapa merit system menjadi ruh utama dalam pengelolaan birokrasi di bawah kepemimpinan wali kota yang kini juga mendapat amanah memimpin DPD I Partai Golkar NTB.
Itu sebabnya, politisi senior NTB ini pun tak sungkan memberi pujian dan apresiasi. “Ini adalah penilaian saya secara objektif. Tentu sebagai Anggota DPR RI, saya berhak menyampaikan apresiasi ini,” tandas Rachmat.
Dia pun memberi contoh, pengakuan atas kinerja Wali Kota Mataram tak cuma datang dari dirinya. Namun datang pula dari lembaga lain. Komisi Pemberantasan Korupsi misalnya.
Khalayak di NTB kata mantan Wakil Ketua DPRD NTB ini harus tahu, bahwa Wali Kota Mataram meraih penghargaan skala nasional Monitoring Centre For Prevention (MCP) terbaik untuk kategori Pemerintah Kota.
Melalui penghargaan ini, upaya Pemkot Mataram dalam mencegah terjadinya tindak pidana korupsi untuk perbaikan tata kelola pemerintahan membuahkan hasil. Penghargaan MCP terbaik diserahkan pada acara puncak peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia tahun 2021 di Gedung KPK Jakarta, 9 Desember 2021 lalu.
Penghargaan tersebut diberikan langsung Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama Ketua KPK Firli Bahuri dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Muhammad Yusuf Ateh kepada Wali Kota Mataram Mohan Roliskana.
Kota Mataram keluar sebagai kota terbaik dengan MCP dengan indeks 90,19. Mataram mengalahkan tiga kota lain yang masuk dalam katagori ini. Yakni Kota Pematang Siantar, Kota Semarang dan Kota Denpasar. Salah satu poin yang mendongkrak indeks MCP Mataram adalah keberhasilan dalam sertifikasi aset sebanyak 147 bidang.
“Jelas sekali, penghargaan ini menjadi bukti, bagaimana Pemerintah Kota Mataram dikelola di bawah kepemimpinan Pak Wali saat ini,” kata Rachmat.
Dia menekankan, korupsi adalah musuh bagi semua anak bangsa. Dan apa yang telah dicapai Kota Mataram, adalah ikhtiar terbaik jajaran pemerintah daerah dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi di lingkup pemerintahan.
“Jika Anda bertanya, bagaimana seharusnya pemerintah Kota Mataram di bawah Pak Wali sekarang. Maka dengan sangat yakin saya menyarankan, agar pencapaian ini harus dipertahankan,” tandas Rachmat.
Dia menekankan, itulah cara terbaik untuk terus menjaga marwah Kota Mataram. Dan jangan lupa, Kota Mataram kata Rachmat adalah etalase bagi NTB. Karena itu, manakala nama Kota Mataram masyhur karena prestasinya, maka hal tersebut juga tentu akan memberi kemasyhuran pula bagi Bumi Gora.
*Gerak Cepat*
Hal lain yang diapresiasi Rachmat adalah gerak cepat dalam penanganan yang dihadapi masyarakat. Rachmat melihat dari dekat, bagaimana respons cepat yang ditunjukkan Wali Kota Mataram manakala masyarakat. Misalnya bagaimana Mohan langsung memimpin di lapangan manaka bencana menimpa warga seperti sebelumnya banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan di hulu.
“Pak Wali berada di tengah-tengah masyarakat. Dan mengatasi langsung persoalan dari lapangan,” katanya.
Menurut Rachmat, itulah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemimpin mereka hadir manakala mereka mendapat kesusahan. Dan hal tersebut kata dia, telah ditunjukkan langsung oleh mantan Wakil Wali Kota Mataram dua periode tersebut.
Gerak cepat juga ditunjukkan dengan kejelian Wali Kota Mataram dalam melihat peluang untuk menggerakkan ekonomi daerah. Rachmat misalnya memberi contoh bagaimana Kota Mataram bisa mendapat benefid yang besar dari event-event internasional yang digelar di KEK Mandalika seperti event IATC dan World Superbike.
Boleh dikata, Mataram menjadi daerah yang mampu meraih kemanfaatan besar dari event kelas dunia tersebut. Hal yang tentu berimbas pada kian berdenyutnya ekonomi masyarakat dan ekonomi daerah di tengah berbagai ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
Manakala ekonomi daerah menggeliat, ekonomi masyarakat berdenyut, maka Rachmat menegaskan, hal tersebut sudah pasti akan berimbas pada meningkatnya pendapatan asli daerah.
Kejelian melihat peluang seperti yang ditunjukkan Wali Kota Mataram tersebut, kata Rachmat adalah karakter pemimpin yang amat dibutuhkan. Apalagi khalayak tahu, bahwa Kota Mataram bukanlah dareah yang memiliki kelapangan fiskal. Apalagi di tengah pandemi, semua daerah mengalami hal yang sama, bagaimana pendapatan asli daerah tergerus.
“Kondisi ini menuntut pemimpin yang pandai melihat peluang. Sepuluh bulan beliau memimpin Kota Mataram, secara objektif saya melihat, Pak Wali telah menunjukkan hal tersebut secara brilian. Wajar jika masyarakat kini menempatkan harapannya kepada Pak Wali,” tandas Rachmat. (*)