Mataram, – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Komisi XI DPR RI mengadakan sosialisasi dan expo sawit baik 2023 bertajuk “hilirisasi produk turunan kelapa sawit untuk kebangkitan ekonomi kerakyatan” sebagai bentuk edukasi terhadap masyarakat agar memahmi dan mengetahui kelapa sawit sebagai komoditas yang strategis.
“Produk turunan dari kelapa sawit sangatlah banyak mulai dari bahan makanan, seperti yang kita ketahui hanya minyak goreng saja, namun masih banyak produk turunan yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit seperti sabun, shampo, lipstik dan berbagai jenis kosmetik, menghasilkan biodisel dan masih banyak produk lainnya, disini BPDPKS dan LKSP menjadi mitra Komisi XI DPR RI bersama-sama mengenalkan kelapa sawit dan produk turunannya” kata Anggota Komisi XI DPR RI Wartiah yang memberikan sambutan dan membuka acara Sosialisasi dan Expo Sawit Baik 2023 di Puri Indah Hotel. Cilinaya, Kec. Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (12/08/23)
Acara tersebut dihadiri oleh masyarakat di Kota Mataram terdiri dari kelompok petani dan mahasiswa yang sangat antusias dengan acara sosialisasi ini, mengingat di NTB sendiri belum ada Industri kelapa sawit.
Materi sosialisasi dan expo kelapa sawit disampaikan oleh Dra. Hj. Wartiah. M.Pd Anggota Komisi XI DPR RI sebagai keynote speech, dan empat orang narasumber yaitu Eddy Abdurrachman Direktur Utama BPDPKS yang diwakilkan oleh Muhammad Rahmat, Dr. Baiq el-Badriati, M.E.I, dosen ekonomi UIN Mataram, dan I putu Dedi Saputra, ketua bpd Hipmi.
Muhammad Rahmat perwakilan BPDPKS menjelaskan bahwa buah kelapa sawit nihil limbah, munyak goreng dari olahan kelapa sawit diperoleh dari daging putih kelapa sawit dan sabut luarnya yang juga mengandung minyak, cangkang buah kelapa sawit digunakan untuk bahan bakar boiler di pabrik, cangkang buah kelapa sawit bernilai harga ekspor yang tinggi dan sangat laku di luar negeri. Nutrisi dan kesehatan yang dihasilkan dari kelapa sawit juga tidak kalah penting, dimana buah kelapa sawit mengandung vitamin A dan B yang lebih banyak dibandingkan bahan pangan lainnya. Dan juga sektor kelapa sawit Indonesia memberikan amunisi terhadap pengurangan kemiskinan dan ketimpangan, dimana sejak tahun 2000 sektor kelapa sawit Indonesia telah membantu 10 juta orang keluar dari kemiskinan. Setidaknya 1,3 juta orang di pedesaan dengan perkebunan kelapa sawit terangkat langsung dari garis kemiskinan.
Dr. Baiq el-Badriati, M.E.I, dosen ekonomi UIN Mataram merespon pertanyaan dari salah satu pemuda yang mengikuti acara sosilisasi dan expo sawit baik 2023. Dimana Nusa Tenggara Barat saat ini belum memliki sektor kelapa sawit, tidak seperti wilayah bagian barat seperti Kalimantan dan Sumatra yang khas dengan kelapa sawit. menurutnya menentukan kondisi geografis suatu lahan/wilayah itu sangat penting, dimana untuk menanm kelapa sawit dibutuhkan tanah yang subuh dan drynase yang tepat. NTB juga pasti bisa memiliki sektor kelapa sawit, dengan catatan menentukan lahan yang tepat dan proses drynase yang teratur. Untuk produk turunan kelapa sawit juga bisa diproduksi dengan skala kecil-kecilan tidak harus menunggu untuk memulai dengan skaka yang besar.
“Saatnya NTB memproduksi sawit sendiri tidak hanya menjadi konsumen saja” ucap Baiq el-Badriati.