Ribuan warga ultra-nasionalis Israel menduduki Yerusalem Timur dengan aksi pawai bendera untuk mengadakan ritual tahunan “Hari Yerusalem”. pada rabu 6 juni 2024..
Dari video yang diterima Nusavoice.com, Pawai tersebut sekaligus aksi unjuk rasa. Para demonstran menunjukkan diri bahwa mereka memusuhi warga Palestina dan Arab.
Peserta pawai mengibarkan bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan rasis terhadap orang Arab, seperti “Matilah orang Arab” dan “Bakar desa mereka.” dan “Muhammad sudah mati”.
Kelompok sayap kanan Yahudi telah mengorganisir pawai bendera yang provokatif di Yerusalem Timur tersebut. Sebagai tanda pendudukan Israel atas kota tersebut pada tahun 1967.
Para Demonstran berpawai hingga mencapai gerbang Gerbang Damaskus, yaitu pintu masuk utama ke Kota Tua Yerusalem.
Para pemukim Israel menyerang warga Palestina di Kota Tua Yerusalem selama unjuk rasa. Tak hanya itu, demonstran juga menyerang beberapa jurnalis Palestina, di antaranya fotografer Palestina Ghassan Eid dan Saif Qawasmi. Keduanya mengalami luka setelah diserang pengunjuk rasa.
Beberapa menteri Israel juga ikut meramaikan demonstrasi dan pawai itu. Di antaranya Menteri Transportasi Miri Regev dari Partai Likud sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir.
Menyerbu Al Aqsa
Di video tersebut juga terlihat ratusan demonstran yang belakangan diketahui bahwa mereka adalah pemukim yahudi menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa untuk memperingati 57 tahun pendudukan Israel di Yerusalem Timur.
Menurut Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania di Yerusalem, 812 pemukim masuk ke Masjid Al Aqsa pada hari Rabu.
Saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa para pemukim mencoba menduduki Al-Aqsa untuk melakukan ritual Talmud di kompleks masjid.
Warga Palestina berpegang teguh pada Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara yang mereka harapkan, dengan alasan resolusi internasional yang tidak mengakui pendudukan Israel atas kota tersebut pada tahun 1967 atau aneksasi ilegal pada tahun 1981.
Serangan Sejak 7 Oktober
Ketegangan meningkat tinggi di Tepi Barat sejak Israel melancarkan serangan militer mematikan terhadap Gaza pasca serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023.
Setidaknya 527 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 5.000 lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Israel dituduh melakukan “genosida” di Mahkamah Internasional, yang dalam keputusan terbarunya yaitu memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah di Gaza selatan yang merupakan tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diserang pada 6 Mei 2024 lalu.