Mataram NTB – Pemerintah terus berupaya meningkatkan UMKM dalam program digitalisasi bidang kerajinan Mutiara.
Berdasarkan data yang dihimpun, nilai ekspor mutiara Provinsi NTB hingga April 2022
mencapai Rp25 miliar atau US$1,7 juta. Nilai ini dihitung dengan harga penukaran
Dolar AS Rp14.000 perdolar. Pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan Provinsi
NTB mencatat ekspor Mutiara NTB terus tumbuh, dan menjadi komoditas ekspor
andalan NTB ke 7 negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Hongkong,
Australia, Cina, dan India. Hingga April 2022, jumlah mutiara yang diekspor mencapai
670 kg, dan berpotensi terus bertambah hingga akhir 2022. Dan Australia menjadi
negara tujuan ekspor mutiara terbesar pada 2022.
Sentra produksi mutiara di NTB berada di Mataram, dan sudah menjadi oleh-oleh khas bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB.
Ini menjadi bukti bahwa para pelaku UMKM di Lombok mampu bangkit di tengah
meredanya COVID-19. Dengan adanya peningkatan di sektor UMKM, dharapkan
mampu meningkatkan perekonomian daerah.
Berdasarkan data diatas PT Caraka Production melaksanakan Focus Group Diskusi (FGD) dengan tema “Menjadikan Mutiara Lombok Sebagai Program Digitalisasi UMKM Dalam rangka kebangkitan Mutiara Lombok di Era Industri 4,0” yang diselenggarakan di Lombok Plaza Hotel, (23/06).
Hadir sebagai Pembicara pada kegiatan FGD tersebut Pimpinan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Mataram Yogi Pramudianto, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB atau yang diwakili oleh Kabid Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam M. Soruji dan Ketua Forum Komunikasi Pearl NTB H. Fauzi dan dihadiri oleh 50 perwakilan kelompok Pedagang dan Pengrajin Mutiara / UMKM Kota Mataram.
Tujuan kegiatan FGD adalah mendorong pemerintah dan pelaku pedagang mutiara untuk saling sinergitas dalam mendukung industri 4.0 serta mendorong pelaku perbankan dalam membantu program pemerintah di bidang umkm.
Ketua asosiasi pedagang dan pengrajin mutiara lombok (pearl) H.Fauzi mengatakan kami selaku asosiasi bersyukur kepada pihak penyelenggara (caraka Production), atas terselenggaranya kegiatan tersebut dan berharap dengan terlaksana nya kegiatan ini dapat di implementasikan.
“Kami mengapresiasi terselenggaranya kegiatan FGD dan berharap hasil dari acara ini dapat bermanfaat untuk kami sebagai para pedagang dan pengrajin mutiara”jelas Fauzi.
Disampin pemerintah, lembaga – lembaga lain juga sangat perlu kita lakukan kerjasama untuk menunjang para UMKM terutama dalam segi permodalan. Oleh karenanya Kami berterimakasih kepada pihak penyelenggara dengan mengundang Bank (BRI) untuk dapat memberikan informasi, sehingga para pengrajin dan pengusaha mutiara Lombok dapat mengetahui proses / syarat pengajuan kredit lunak bagi usaha.
Ia juga mengatakan Digitalisasi di era ini sangatlah diperlukan. Dengan diskusi ini pula diharapkan dapat mengakses para pekerja mutiara agar terkoneksi dengan digitalisasi.
Pimpinan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Mataram Yogi Pramudianto, mengatakan, Selaku lembaga Perbankan juga berkomitmen akan terus mensuport pelaku usaha Mutiara melalu berbagai program pendanaan seperti KUR, akan tetapi untuk saat ini masih tetap melalui regulasi yang telah ditentukan.
“Semoga pertemuan ini dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan kita dalam rangka mengembangkan usaha emas ataupun mutiara demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya UMKM pedagang dan pengrajin emas mutiara,” pintanya.
Kabid pembiayaan UKM provinsi NTB,M. Soruji, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus dikarenakan mempertemukan antara ketua asosiasi pedagang dan pengrajin mutiara (para pelaku usaha) dengan pemerintah serta perbankan guna mendorong para pelaku UMKM khusus nya pengrajin dan pedagang mutiara bertransformasi dari penjualan konvensional menuju digitalisasi sesuai program Kementerian Koperasi dan UKM.
“Dinas koperasi dan UKM provinsi NTB mendorong para pelaku UMKM agar bertransformasi ke arah digitalisasi sesuai arahan presiden dalam mempercepat para pelaku UMKM ke digitalisasi hingga 2024”.