Mataram, – Kader PMII Bali Nusa Tenggara dan Ribuan mahasiswa serta ribuan Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat NTB turun berdemonstrasi di Kantor DPRD di jalan Udayana, Mataram menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang diputuskan pemerintah pusat tanggal 3 September 2022, seperti Pertalite yang semula dijual Rp 7.650 kini menjadi Rp 10 ribu per liter. Begitu juga Solar yang dulu dibanderol Rp 5.150 sekarang naik menjadi Rp 7.200 per liter. Sedangkan harga BBM non-subsidi, Pertamax yang kini dijual Rp 16 ribu dari sebelumnya Rp 12.500.
Koordinator Umum Aksi September Bergerak dari PMII Bali Nusra Herman Jayadi mengatakan bahwa PMII kecewa dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi disaat rakyat sedang berjuang setelah dua tahun dilanda pandemi.
“Sudah dua tahun kita dilanda pandemi, disaat rakyat sedang merangkak, pemerintah malah menaikkan harga BBM yang akan membuat semua naik,” ungkap Herman Jayadi saat orasi didepan gedung DPRD NTB. Senin (05/09/22)
Masa aksi dari PMII sempat chaos dengan tim huru hara kepolisian namun berhasil dikendalikan oleh kordum sbeelum ditemui ketua DPRD NTB.
Adapun tuntunan PMII yang dibacakan didepan Ketua DPRD NTB Baiq Isvi Rupaeda.
Tuntutan PKC PMII Bali Nusra
1. Menolak secara tegas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi
2. Mendesak pemerintah untuk secara serius dan sungguh-sungguh memberantas Mapia bahan bakar minyak (BBM)
3. Mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran
4. Mendorong pemerintah untuk membuka ketertiban masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM subsidi