Mataram, – Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram mengawali tahun ajaran 2021/2022 dengan Studium General atau Kuliah umum. Senin, 7 Februari 2022
Studium general yang berlangsung di Auditorium kampus II UIN Mataram ini mengusung tema Moderasi Beragama Sebagai Modal Sosial dalam Bingkai Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, yang menghadirkan Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc., Ph.D sebagai narasumber.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Dr. H. Lukman Hakim, dalam sambutannya mengatakan bahwa konsep moderasi beragama ini tidak terlepas dari misi kampus terutama PTKIN di lingkup Kementerian Agama untuk menggaungkan sisi-sisi humanisme dalam keindonesiaan meski berbeda keyakinan.
“Moderasi Beragama disebut sebagai modal sosial karena hal itu berkaitan dengan komitmen kebangsaan, toleransi, dan penerimaan tradisi,” katanya.
Rektor Universitas Islam Negeri Mataram, Prof. Dr. H. Masnun Tahir, disela membuka acara menyebut pentingnya pentingnya moderasi beragama dalam membangun Keindonesiaan terlebih di Nusa Tenggara Barat.
“gerakan moderasi beragama ini bukan hanya anak-anak UIN yang belajar keagamaan secara moderat, tetapi tokoh-tokoh masyarakat atau publik figur yang mempunyai banyak jamaah juga sangat penting”katanya.
“Korelasi moderasi beragama dengan kampus merdeka merupakan pertautan yang sangat kuat untuk menjadi manusia yang terbuka. Termasuk pergaulan mahasiswa di lingkungan masing-masing,” tambahnya.
Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag selaku Rektor memberikan apresiasi kepada FUSA dengan sebutan Assabiquunal awwalun yang mengawali studium general pada awal semester ini di antara fakultas-fakultas yang lain. Beliau juga berpesan kepada para mahasiswa agar menggali pengalaman dari narasumber yang sudah banyak pengalaman hidup sebagai minoritas di tengah mayoritas non muslim di Amerika selama studi.
Sebagai penutup dia menambahkan bahwa Konsep keberagamaan yang moderat merupakan misi kebersamaan sebagai karya ilahi, world view, dan moderasi juga sebgai komitmen cara berpikir.
Acara dimeriahkan Tim Hadrah KomFas dari prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir. Bertugas selaku moderator Bq. Uyun Rahmawati, M.A dosen Program Studi Sosiologi Agama membuka acara studium general dengan pertanyaan mengapa perlunya moderasi beragama ditekankan dalam realitas saat ini. Konteks ekstrimitas beragama baik terlalu kanan ataupun terlalu ekstrem kiri juga menjadi problem yang perlu mendapatkan perhatian dalam bingkai keindonesiaan yang harus dipahami mahasiswa secara baik.
Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc., Ph.D yang hadir sebagai narasumber juga memulai dalam paparannya tentang perlunya moderasi beragama ini terkait dengan lahirnya kelompok radikal dan fundamentalis islam yang memiliki latar belakang pendidikan non keagamaan tetapi memiliki gairah keislaman yang besar.
Dalam paparan materinya ia mengutip konsep moderasi beragama sebagai perekat dan pemersatu bangsa dari Dr. Joni Topungku, M.Th selaku Rektor IAKN Toraja yang juga menggaungkan perlunya moderasi beragama sebagai bentuk menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, karena agama turut berkembang dan tersebar secara masif, dalam konteks keindonesiaan moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan dalam merawat keindonesiaan, termasuk dikarenakan ritual agama dan budaya berjalinkelindan dengan rukun dan damai.
Terakhir, H Rosiady mengeksplorasi implementasi Merdeka Belajar, Kampus Merdeka yang lebih banyak terlibat di masyarakat, bahkan juga peluang mahasiswa untuk bisa lulus lebih cepat dengan program magang di luar kampus dan laporan magang bisa dijadikan sebagai pengganti tugas akhir.” Katanya dikutip dari speakerkampung.net