MATARAM – Menjelang dua Bulan Pendafatarn Resmi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Komposisi pasangan calon yang terbentuk semakin mengurucut dan menemukan titik kesepakatan. Salah satu pasangan yang dinilai paling siap dan sudah mendaftarkan diri ke beberapa parpol yakni pasangan Suhaili-Asrul Sani, dimana secara resmi mereka telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur (bacagub) dan bakal calon wakil gubernur (bacawagub) lewat PPP, PKB, NasDem, dan Tentunya Lewat Golkar partai yg membesarkan nama Suhaili selama ini.
Langkah ini semakin memantapkan mereka tetap solid dalam memastikan diri maju pada Pilgub NTB 2024 untuk meraih kemenangan tanpa keraguan sedikitpun.
Ihsan Hamid, Pengamat Politik UIN Mataram melihat paslon Suhaili-Asrul sangat berpotensi keluar sebagai pemenang dalam pilgub NTB kali ini terutama setelah dipastikan paslon incumbent Zul-rohmi yang dianggap cukup dominan putus ditengah jalan. Persis, bubarnya Paket Zul-Rohmi jilid II semakin membuka peluang kemenangan yg semakin besar untuk paslon lain.
Ia menyebutkan beberapa analisanya:
pertama, sejujurnya nama Suhaili masih memiliki popularitas dan elektabilitas yg cukup tinggi, dari beberapa hasil survei yg saya ketahui, dan survey internal yg pernah sy lakukan nama suhaili msh konsisten masuk tiga besar. Ini artinya Nama Suhaili sebagai politisi gaek masih tertanam baik di memory kolektif publik NTB.
Karena seperti yg diketahui, Suhaili merupakan mantan Bupati Lombok Tengah dua periode, dan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2018, Suhaili juga tampil sebagai calon Gubernur.
Kedua, saya melihat pasangan Suhaili-Asrul ini memiliki basis pemilih yang jelas dan teruji. Suhaili ini kan merupakan tokoh penting di Yatopa Bodak dan jama’ahnya terbukti solid militan dalam pemilihan bupati di Loteng dan Pilgub 2018 dulu, suhaili selalu keluar sebagai juara, ditambah lagi Basis Ali BD yg Notabene bapaknya Asrul juga sy lihat pemilih militannya masih terawat dengan baikbaik, dan ini masih tersebar di dua kabupaten yg merupakan basis DPT terbesar di NTB lotim dan loteng.
Ketiga, kalo kita tengok pilgub 2018 pasangan Suhaili-Asrul ini kan seperti bersatunya dua paslon yg bersaing saat itu, Suhaili dan Ali BD sama-sama menjadi Cagub. Sekarang mereka bersatu melalui Paslon Suhaili-Asrul.
Bersatunya kekuatan ini tentu menjadi peluang besar, seingat saya saat itu Suhaili meraih sekitar 674 ribuan suara dan Ali BD sekitar 430 ribuan suara, artinya jika saat ini peroleh suara tersebut masih dapat dipertahankan bahkan dapat ditambah mereka tentu sangat berpeluang keluar sebagai juara.
Keempat, saya lihat Paslon ini juga memiliki chemistry yang bagus, mereka merupakan kombinasi pasangan tua muda, Suhaili dengan senioritasnya di politik tentu akan mudah memanajemen tata kelola pemerintahan secara umum dan Asrul dengan usianya yang masih cukup muda, energik dan pengalamannya sebagai birokrat yg sekarang masih menjabat sebagai Kadispora di Lotim tentu bisa banyak membantu dalam mengawal birokrasi pemerintahan nantinya. Seolah. Mereka nanti seperti adik kakak itu bagus.
Kelima, saya kira juga mereka tentu siap secara financial walaupun sekarang masih blm terlihat maksimal dikeluarkan jika dilihat dalam canvassing melalui spanduk, baliho dan lain-lain, biasa jadi menunggu kepastian dari rekom parpol.
Peluang-peluang tersebut tentu akan terbangun dan konkret jika sudah mendapatkan kepastian rekomendasi dari parpol-parpol tersebut yg dibuktikan dengan surat rekomendasi yg dibawa saat mendaftar di KPU NTB 27-29 Agustus nanti, selain itu sy kira faktor utama juga nanti yg sangat menentukan kemenangan mereka ya kecanggihan strategi yg digunakan serta optimalisasi kerja-kerja tim sukses yg harus massif dan all out. Sehingga secara kalkulasi politik Paslon ini menurut sy masih punya peluang besar untk keluar sebagai pemenang.
Jika koalisi ini terjadi maka peluang Partai Golkar merebut NTB 1 jauh lebih terbuka dalam pilgub, karena untuk diketahui dalam Pemilu 2024 Partai Golkar adalah partai pemenang dengan raiahan suara dan kursi terbanyak.