Nusavoice- Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2024, UNESCO, menyoroti perlunya memberdayakan generasi muda untuk memainkan peran nyata dalam mengatasi krisis iklim dengan meluncurkan alat baru untuk menghijaukan sekolah dan kurikulum ramah lingkungan.
“Sekolah dan kurikulum ramah lingkungan adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi gangguan iklim dalam jangka panjang. Sudah waktunya untuk mengarusutamakan pendidikan lingkungan hidup di seluruh mata pelajaran sekolah, di semua tingkat pendidikan dengan pendekatan berorientasi tindakan yang membantu generasi muda memahami kekuatan mereka untuk membuat perbedaan,’ Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay, dikutip dari situs UNESCO, Jumat 7 Juni 2024.
Audrey Azolay menjelaskan pendidikan lingkungan hidup sebagai prioritas dalam hal dukungan yang diberikan Organisasi kepada Negara-negara Anggotanya. UNESCO telah memimpin Kemitraan Pendidikan Ramah Lingkungan, di mana lebih dari 80 Negara Anggota kini telah bergabung dan memungkinkan kolaborasi antara lebih dari 1.300 organisasi, termasuk badan-badan PBB, masyarakat sipil dan organisasi pemuda, serta sektor swasta.
Komunitas ini menyediakan perangkat penting bagi negara-negara untuk memperkuat peran pendidikan dalam mengatasi gangguan iklim. Tidak cukup fokus pada pembelajaran yang berorientasi pada tindakan
Jika kemajuan signifikan telah dicapai selama tiga tahun terakhir oleh Negara-negara Anggota UNESCO dalam mengintegrasikan topik-topik lingkungan hidup ke dalam kurikulum, sebuah laporan baru yang diterbitkan bersama hari ini oleh Organisasi tersebut memperingatkan bahwa pendidikan formal telah terlalu berfokus pada penyampaian pengetahuan tentang isu-isu lingkungan hidup, dibandingkan mendorong kemajuan yang signifikan.
Laporan tersebut berpendapat bahwa pendidikan pembangunan berkelanjutan juga harus fokus pada pengalaman langsung yang lebih mungkin membawa perubahan.
Untuk mencapai tujuan ini, saat ini UNESCO mempromosikan dua alat nyata untuk Negara-negara Anggotanya dan komunitas pendidikan di seluruh dunia:
- Panduan Kurikulum Penghijauan UNESCO yang baru merupakan panduan praktis yang memberikan pemahaman umum tentang apa saja yang harus ada dalam pendidikan iklim dan bagaimana negara-negara dapat mengarusutamakan topik-topik lingkungan hidup dalam kurikulum, dengan hasil pembelajaran yang diharapkan secara rinci berdasarkan kelompok umur (mulai dari 5 tahun). -usia hingga 18 tahun). Hal ini berfokus pada pentingnya mempromosikan pembelajaran aktif dan merancang serangkaian kegiatan praktis.
- Standar Mutu Sekolah Hijau UNESCO yang baru, yang dikembangkan melalui kemitraan dengan badan-badan PBB lainnya, masyarakat sipil dan negara-negara, menetapkan persyaratan minimum tentang cara menciptakan “sekolah hijau” dengan mempromosikan pendekatan yang berorientasi pada tindakan. Laporan ini merekomendasikan agar semua sekolah membentuk komite tata kelola hijau termasuk siswa, guru dan orang tua untuk mengawasi pengelolaan berkelanjutan. Hal ini juga menyerukan untuk mendorong pelatihan guru, melakukan audit energi, air, makanan dan limbah, serta menyerukan hubungan yang lebih kuat dengan masyarakat luas untuk membantu siswa mengatasi masalah lingkungan di tingkat lokal.
Sementara itu, Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 dengan bersepeda bersama siswa-siswi SMA/SMK Kota Mataram, Lombok Barat dab Lombok Tengah.
Selain siswa, sepeda santai ini juga diikuti jajaran Forkopimda NTB Kegiatan sepeda santai dimulai dari Kantor Gubernur NTB dan finish di Taman Wisata Loang Balok, Kota Mataram.
“Mudah-mudahan kita terus menjaga lingkungan dan menatanya untuk dapat menatap matahari dan menikmati udara dan langit biru yang menandakan kita belum tercemar berbagai polusi,” kata Lalu Gita, Jum’at (7/6/2024).