Nusavoice – Buah semangka memang buah yang sangat lezat. Sangat baik untuk dikonsumsi karena mengandung banyak manfaat untuk kesehatan.
Buah semangka saat ini identik dengan Palestina karena warnanya seperti warna bendera Palestina yaitu kombinasi antara merah, hijau, hitam dan putih. Sebenarnya banyak negara Timur Tengah yang benderanya hampir mirip dengan palestina.
Seperti Yordania, UAE, Kuwait dan Sudan. Bahkan kerajaan Hijaz pada tahun 1920-1927, yang saat ini bernama Saudi Arabia menggunakan bendera yang sangat mirip dengan Palestina.
Lantas, kenapa Semangka menajdi simbol untuk Palestina? Berikut nusavoice.com rangkum dari berbagai sumber.
Dikutip dari thenational.com, dijelaskan bahwa setelah Perang Arab-Israel pada tahun 1967 atau “perang enam hari”, Israel melarang pengibaran bendera Palestina dan warnanya di Gaza dan Tepi Barat. Bahkan, tentara Israel akan menangkap atau melecehkan siapa pun yang mencoba melakukannya.
Sehingga muncullah cerita seorang aktivis Palestina yang melakukan perlawanan dengan membawa sepotong irisan buah semangka kemudian ditangkap oleh tentara Israel saat itu.
Kisah ini telah menjadi mitos kontemporer, yang baru-baru ini berkembang biak di media sosial. Kisah ini sempat dipublikasikan oleh koran The New York Times pada bulan Oktober 1993, atau beberapa minggu setelah penandatanganan Perjanjian Oslo antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) .
“Di Jalur Gaza, di mana para pemuda pernah ditangkap karena membawa irisan semangka – sehingga menampilkan warna merah, hitam dan hijau Palestina – tentara hanya berdiam diri, ketika prosesi berjalan dengan mengibarkan bendera yang pernah dilarang,” kata laporan tersebut.
Namun, New York Times kemudian mencabut detailnya, dan menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi insiden semangka tersebut.
Ternyata awal sejarah penggunaan buah semangka sebagai simbol bagi palestina itu muncul dari ide seorang pelukis Palestina bernama Khaled Hourani.
Ide Hourani tersebut muncul setelah mendengar cerita dari seorang pelukis Palestina Sliman Mansour yang pamerannya di 79 Gallery pada tahun 1980 ditutup kemudian ditangkap oleh tentara Israel karena karya seninya dianggap politis dan bergambar bendera Palestina serta warnanya.
BACA JUGA : Ini Dampak Protes Mahasiswa Pro Palestina Menyebar ke Seluruh Eropa
Mansour (77) kepada The National mengatakan bahwa setelah galerinya ditutp, dua minggu kemudian, petugas Israel memanggil Mansour dan dua rekannya yaitu Nabil Anani dan Issam Badr serta memperingatkan mereka untuk berhenti memproduksi lukisan politik, dan mungkin malah melukis bunga.
“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina itu dilarang, bahkan warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, ‘Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?’, dan petugas itu menjawab dengan marah, ‘Akan disita!. Kalaupun kamu mengecat semangka, itu akan disita.’ Jadi yang disebutkan adalah semangka, tapi oleh petugas Israel,” jelas Mansour.
Dari cerita tersebut, Pada tahun 2007, tepat setelah Intifada Kedua, Khaled Hourani menciptakan karya seni “Semangka” tersebut dalam sebuah buku berjudul “Atlas Subjektif Palestina” .