Nusavoice– Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perangnya pada Senin 17 Juni 2024, pembubaran ini diprediksi mengurangi kemungkinan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza dalam waktu dekat
Dikutip dari Associated Press, Netanyahu mengumumkan pembubaran tersebut beberapa hari setelah saingan politik utamanya, Benny Gantz , mengundurkan diri dari kabinet perang yang beranggotakan tiga orang.
Benny Gantz, seorang pensiunan jenderal dan anggota parlemen, secara luas dipandang sebagai tokoh yang lebih moderat.
Netanyahu diperkirakan akan berkonsultasi mengenai beberapa keputusan dengan sekutu dekatnya dalam pertemuan ad-hoc, kata seorang pejabat Israel yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang memberi pengarahan kepada media.
Pertemuan tertutup ini dapat menumpulkan pengaruh kelompok garis keras. Namun Netanyahu sendiri tidak menunjukkan antusiasme terhadap rencana gencatan senjata dan ketergantungannya pada kabinet keamanan penuh dapat memberinya perlindungan untuk memperpanjang keputusannya.
Pembicaraan gencatan senjata selama berbulan-bulan gagal menemukan titik temu antara Hamas dan para pemimpin Israel. Baik Israel maupun Hamas enggan untuk sepenuhnya mendukung rencana yang didukung AS yang akan mengembalikan sandera, membuka jalan untuk mengakhiri perang, dan memulai upaya pembangunan kembali wilayah yang hancur tersebut.
Netanyahu sekarang akan bergantung pada anggota kabinet keamanannya, yang beberapa di antaranya menentang perjanjian gencatan senjata dan menyuarakan dukungan untuk menduduki kembali Gaza.
Kabinet perang Israel dibentuk pada 11 Oktober 2023, lima hari setelah dimulainya perang Israel – Hamas. Partai oposisi Persatuan Nasional bergabung dengan pemerintahan ketiga puluh tujuh yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri.