Nusavoice– Haji adalah salah satu rukun Islam dalam agama Islam. Setiap Muslim yang memiliki kemampuan baik fisik dan material diwajibkan untuk berhaji ke baitullah, Kabah yang terletak di Makkah, Arab Saudi.
Haji bukan hanya tentang berangkat ke makkah kemudian balik dan mendapat gelar “Pak haji” atau “Bu hajjah”, namun haji sejatinya adalah perjalanan spiritual muslim untuk mengikuti perintah Allah Subhanahu wa Taala dengan berusaha.
Perjalanan haji saat ini sangat gampang dan mudah, berbeda dengan jaman dulu yang mana jamaah haji harus terombang ambing di tengah laut selama berbulan bulan menggunakan kapal laut. Kini ada pesawat yang mengangkut dan hanya memakan waktu 11 Jam dari Indonesia menuju Makkah .
Ada sebuah film yang mengangkat tentang perjalanan haji ke Mekkah menggunakan mobil akrena keterbatasan biaya. Film tersebut berjudul Le Grand Voyage. Sebuah film karya Ismaël Ferroukhi.
Le Grand Voyage adalah sebuah film tentang perjalanan spiritual serta perjuangan kesalehan seorang Muslim yang mengungkap tabir pemisah keimanan dalam sebuah keluarga.
Film ini mengisahkan tentang seorang bapak yang berkendara ke mekkah menggunakan mobil tua melintasi Italia, Slovenia, Kroasia, Yugoslavia, Bulgaria, Turki, Suriah, dan Yordania sebelum akhirnya tiba di Arab Saudi.
Cerita singkat film, Réda (Nicolas Cazalé) adalah remaja keturunan Prancis-Maroko yang akan mengikuti ujian Baccalauréat dengan kehidupan yang jauh dari agama. Sedangkan ayahnya adalah seorang yang taat dan meminta Réda menemaninya pergi ke Makkah, ia terpaksa mematuhinya.
Akan tetapi, si ayah memaksa agar mereka berdua pergi dengan mobil. Ketika keduanya berkendara ribuan kilometer dari Prancis Selatan, hubungan ayah dan anak yang dulunya kaku menjadi cair setelah mengenali satu sama lain.
Réda hanya berbicara dalam bahasa Prancis kepada ayahnya, sedangkan sang ayah cenderung memakai bahasa Arab. Saat diperlukan, sang ayah bertutur dalam bahasa Prancis dengan lancar. Ia sengaja berbicara dalam bahasa Arab kepada anaknya.
Sepanjang perjalanan, Reda sering kali berbuat kesalahan seperti saat Reda pergi meminum Alkohol, membuatnya mabuk serta mencuri uang yang ayahnya sembunyikan untuk perjalanan.
Ditambah kelakuan Reda yang ketahuan membawa seorang penari ke kamar hotelnya. Butuh beberapa saat hingga akhirnya sang ayah memaafkannya.
Namun semua itu berubah, saat Reda merasa terasingkan ketika melihat para jamaah haji terhubung satu dengan yang lainnya di Mekah. Dia diliputi pandangan bahwa begitu banyak orang yang percaya, beriman dan patuh terlibat dalam sebuah perjalanan spiritual yang luar biasa.
Pada akhirnya sang anak harus merelakan kepergian ayahnya yang tutup usia saat sedang melakukan ibadah haji.