Mataram – Ramai jadi perbincangan publik terkait persoalan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Diduga ada permainan uang pelicin dan pengamanan sebagaimana bukti-bukti transfer yang bereda di masyarakat. Hal ini menjadi sorotan para aktivis, pengamatan hingga masyarakat umum.
Pemuda Nusa Tenggara barat, Aprialdi Abdi Negara, menyebut adanya dugaan bukti transfer tersebut sebagai petunjuk awal suatu hal yang tidak patut dan buruknya sistem swakelola atas pelaksanaan pelaksanaan proyek pembangunan.
“Buruknya sistem swakelola tipe 1 atas pelaksanaan pelaksanaan proyek pembangunan, pengadaan alat permesinan dan pengadaan Alat TIK pada SMA, SMK dan SLB di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB untuk menentukan suplier bahan material dan alat permesinan dan TIK.”Jelasnya.
Abdi juga berharap kepada aparat penegak hukum untuk mengusut sumber bukti transfer yang beredar.
“Atas adanya dugaan trsnsfer tersebut tidak lepas dari tugas aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas apakah bukti transfer tersebut bersumber dari siapa? serta apakah bukti transfer benar untuk pelaksanaan proyek pembangunan, pengadaan alat permesinan dan pemgadaan Alat TIK pada SMA, SMK dan SLB di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB dan kepastian hukum terhadap siapa saja yang menerima transfer dan feee? Kalau sy sebaiknya di “nol” kan dulu semua. jangan lagi ada oknum di Dikbud NTB yang seolah menguasai dan mengatur segala kerjaan dari SMA/SMK sampai ke SLB.” Harapnya tegas.